Kisah Dramatis Mahasiswa UPN Surabaya 9 Hari Hilang di Welirang

Di balik keindahannya, Gunung Welirang menyimpan banyak misteri. Pada 2012 silam, seorang mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jatim, Surabaya hilang saat mendaki di gunung yang terletak di perbatasan Pasuruan dan Kota Batu tersebut. Sempat menemui jalan buntu, secara dramatis mahasiswa tersebut akhirnya bisa ditemukan setelah 9 hari hilang.

Mahasiswa yang hilang itu adalah Alfian Acak Aldino. Kala itu Alfian mendaki bersama temannya yang bernama Jemy Pragowo untuk mendokumentasikan penambang belerang. Keduanya mulai mendaki Welirang pada 22 Desember 2012.

Alfian diketahui hilang 25 Desember 2012, namun petugas Pos Pendakian Tretes baru mendapat laporan keesokan harinya. Menurut informasi dari teman Jemy, Alfian diketahui hilang pukul 12.30 WIB. Namun Jemy baru melaporkannya ke Pos Pendakian Tretes sehari kemudian. Jemy sempat melakukan pencarian seorang diri.

“Kami mendapat laporan ada pendaki hilang pada Rabu (26/12/2012),” kata anggota SAR Pasuruan, Soedarmono kepada detikcom, Kamis (27/12/2012).

Soedarmono menjelaskan, Alfian dan Jemy selalu berjalan beriringan. Namun, keduanya kemudian terpisah di sekitar Pondokan Welirang.

“Posisi terakhir sebelum berpisah dengan Jemy di sekitar Pondokan Welirang, sekitar 3000 mdpl,” jelas Soedarmono.
Pencarian Alfian melibatkan beberapa regu. Tim pencari disebar ke beberapa titik. Namun, hingga batas waktu pencarian 7 hari, hingga tahun berganti dari 2022 ke 2023, Alfian belum ditemukan.

Penemuan Alfian Dari Hasil Pencarian

Kendati operasi pencarian secara resmi ditutup, namun Tim SAR masih bersiaga di sekitaran Welirang. Mereka mengandalkan informasi dari masyarakat setempat maupun pendaki lain. Jika sewaktu-waktu ada yang melihat Alfian maupun tanda-tanda keberadaannya, bisa melapor ke pos.

Farid, salah seorang anggota SAR Mahameru mengatakan, saat itu tim tidak bisa memastikan kondisi Alfian. Tim SAR yakin jika Alfian masih bisa bertahan. Logistiknya diperkirakan cukup untuk membuatnya bertahan hingga 30 Desember 2012. Namun, tetap saja Tim SAR khawatir.

“Kami yakin korban mampu survive karena sering naik gunung dan logistiknya juga mencukupi tapi kami tetap khawatir akan kondisinya,” kata Farid saat diwawancarai detikcom, 1 Januari 2023.

Pencarian korban sejak laporan awal diterima Pos Pendakian Tretes semakin diperluas. Menurut Farid, Tim SAR saat tidak hanya melakukan pencarian di sekitar Pondokan Welirang lokasi hilangnya Alfian.

“Kami juga melakukan pencarian di Gunung Kembar 1 dan 2 juga maupun di Gunung Welirang serta jalur-jalur yang tak biasa dilewati para pendaki juga kita lakukan pencarian,” ungkap Farid.

Hingga pada akhirnya, pada 2 Januari 2023, tim mendapatkan laporan dari warga. Alfian ditemukan oleh 5 orang warga yang sedang mencari rumput di sekitar aliran sungai kawasan Hutan Sadapan, Dusun Sekuti, Kelurahan Prigen, Pasuruan, pukul 15.00 WIB.

Penemuan Alfian itu begitu dramatis. Saat itu Alfian sudah tidak berdaya. Dia ditemukan di tepi sungai dengan kondisi tidak bisa berjalan.
Tubuh Alfian terjepit bebatuan lereng yang tingginya mencapai 1.400 mdpl. Saat itu Alfian melihat warga yang mencari rumput. Dengan sisa-sisa tenaganya, Alfian berteriak minta tolong sebisanya. Beruntung suara Alfian itu didengar oleh warga.

“Mendengar teriakan minta tolong, mereka (warga pencari rumput) lalu mencari sumber suara dan menolongnya,” ujar Cak Su, salah seorang anggota Linmas Kelurahan Pecalukan, Kecamatan Prigen yang terlibat dalam pencarian.

Usai menerima laporan warga, Tim SAR langsung bergegas menuju titik tersebut. Alfian dievakuasi dalam kondisi lemah.