Tag: Universitas Muhammadiyah

Gelar Demo, Mahasiswa Pertanyakan Berbagai Persoalan di Universitas Muhammadiyah Manado

Gelar Demo, Mahasiswa Pertanyakan Berbagai Persoalan di Universitas Muhammadiyah Manado

Ratusan mahasiswa yang mengatasnamakan diri “Mahasiswa Unimman Bergerak” menggelar aksi demonstrasi di Halaman Depan Kampus Universitas Muhammadiyah Manado (Unimman), Jalan Pandu Pangiang, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulut, Kamis (13/7/2023).

Aksi demonstrasi mahasiswa Unimman ini sempat berlangsung ricuh. Kericuhan bermula saat pihak kampus mencoba memadamkan kobaran api dari tumpukan ban yang dibakar para mahasiswa.

Akhirnya terjadi saling dorong antara mahasiswa dengan pihak pengamanan kampus, salah satu pihak kampus tampak memukuli beberapa mahasiswa yang justru mencoba melerai kericuhan.

Aksi demonstrasi mahasiswa tersebut dilatarbelakangi tujuh tuntutan, salah satunya mendesak pihak kampus untuk transparansi anggaran pembangunan kampus A dan B Unimman.

“Melihat perkembangan kampus A dan B sampai sekarang tidak ada transparasi anggaran, mengenai berapa jumlah anggaran untuk pembangunan kampus yang seharusnya anggaran pembangunan ditulis dalam papan informasi anggaran,” teriak Presiden Mahasiswa Unimman Fahri Hasan saat berorasi.

Dengan tidak adanya papan informasi anggaran itu dapat membuka peluang-peluang terjadinya korupsi. Sebagai mahasiswa, pihaknya wajib mengetahui berapa anggaran yang dikeluarkan dalam pembangunan kampus. Karena mahasiswa memiliki hak untuk mengetahuinya.

“Kenapa? Karena seluruh mahasiswa membayar uang pembangunan, maka dari itu kami mahasiswa Unimman mendesak pihak kampus untuk membuka transparansi anggaran mengenai pembangunan kampus A dan kampus B,” tegas Fahri Hasan.

Pungli Pada Oknum Kampus

Selain itu Hasan mengungkapkan adanya laporan dari beberapa mahasiswa tentang dugaan pungutan liar (pungli) dari salah satu pihak kampus Unimman.

“Kami mendapati laporan dari mahasiswa bahwa salah satu oknum di bagian kemahasiswaan sebagai penanggungjawab beasiswa melakukan pungutan liar,” ungkap dia.

Hasan menuntut pimpinan kampus Unimman agar menyikapinya dengan serius, bila pihak kampus tidak segera menindak pungli maka mereka akan melakukan aksi lanjutan dengan jumlah massa yang lebih banyak.

“Kami mahasiswa Unimman bergerak menuntut pihak kampus memecat dan membinasakan oknum tersebut, bila perlu dipecat secara tidak terhormat dan memidanakannya, jika tidak ada tindak lanjut kami akan turun aksi berjilid-jilid untuk mendapatkan keadilan,” ujar Hasan.

Dila Junita dalam orasinya menyebutkan, banyak orang tua mahasiswa yang ikut mempertanyakan kejelasan asrama putri yang pada awalnya mempercayakan putri-putri mereka untuk tinggal di asrama putri.

“Namun ternyata asrama akan dikosongkan dan seluruh mahasiswa diminta untuk keluar, terjadinya inkonsisten pengelolaan dan penggunaan asrama yang seharusnya diberikan pada mahasiswa penerimaan KIP,” sebut Dila.

Rektor Universitas Muhammadiyah Manado Agust A Laya SKM MKes saat diwawancarai mengatakan, aksi demonstrasi mahasiswa adalah hal baik bagi kampus.

Kekritisan mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi merupakan kontrol untuk kampus dalam membenahi hal-hal urgent, yang menjadi hak-hak mahasiswa dalam mengakses pendidikan akademik yang memadai.

“Saya merasa bersyukur karena dengan kegiatan mahasiswa menyampaikan ide-idenya, apa yang disampaikan oleh mahasiswa itu akan saya tindaklanjuti, saya akan bertindak tegas dengan itu,” ujarnya.

Terkait persoalan asrama, dia mengatakan, fasilitas tersebut sementara dalam perbaikan. Akan tetapi dari segi dana, pihaknya masih mencari formula terbaik untuk pengaturannya.

“Asrama ini kami sementara memperbaikinya dan dalam hal perbaikan kami tentunya membutuhkan dana. Kita ini kan bukan perguruan tinggi negeri yang selalu ada dana, kita harus mengatur dana ini sebaik mungkin sehingga semua bisa ter-cover dengan baik,” katanya.

Dia mengatakan, transparansi dana yang menjadi tuntutan mahasiswa pihaknya tidak tahu secara spesifik, namun ia berjanji bakal transparan.

“Saya kira itu bisa, kami buka setransparan mungkin karena kami yakin di sini kami selain pengawasan sendiri kami diawasi oleh pimpinan pusat,” ujarnya.

Tuntutan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Manado

1. Meminta pihak kampus untuk memberikan kejelasan mengenai anggaran lembaga

2. Mendesak pihak kampus untuk membuka kejelasan kepemilikan Rumah Sakit Siti Maryam

3. Mendesak pihak kampus untuk memperbaiki infrastruktur kampus

4. Mendesak pihak kampus untuk menghapus KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)

5. Mendesak pihak kampus untuk memecat secara tidak terhormat dan memidanakan pelaku pungli pada mahasiswa penerima beasiswa KIP

6. Mendesak pihak kampus untuk memberikan kejelasan asrama

7. Mendesak pihak kampus untuk mengevaluasi seluruh tenaga pendidik mengenai profesionalisme proses belajar mengajar

Polisi Kumpulkan Sejumlah Tokoh di Malang Usai Kasus Sweeping Akibat Pengeroyokan Mahasiswa hingga Tewas

Polisi Kumpulkan Sejumlah Tokoh di Malang Usai Kasus Sweeping Akibat Pengeroyokan Mahasiswa hingga Tewas

Kota mengumpulkan sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda usai adanya aksi sweeping sekelompok orang, di Kelurahan Tlogomas Malang, pada Minggu malam 25 Juni 2023.

Kabag Ops Polresta Malang Kota Kompol Supiyan mengatakan, hasil pertemuan tersebut disepakati beberapa hal.

Supiyan menjelaskan, sejumlah hal yang disepakati tersebut antara lain adalah pihak dari sekelompok orang yang pada Minggu malam (25/6) melakukan aksi sweeping di kawasan Tlogomas meminta permohonan maaf kepada masyarakat setempat.

Kemudian, kelompok tersebut juga bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan terhadap kelompoknya agar tidak ada peristiwa serupa dan akan bertanggung jawab secara perdata atas dampak dari aksi sweeping itu.

“Pasca-kejadian keributan pada lokasi Tegalgondo, Kabupaten Malang, itu berkembang langsung di wilayah Kota Malang,” katanya.

Pada Minggu malam, sekelompok orang melakukan aksi sweeping di kawasan Tlogomas kurang lebih pukul 19.00 WIB. Aksi tersebut buntut dari kasus pengeroyokan yang menyebabkan seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta meninggal dunia.

Kasus tersebut saat ini tengah ditangani oleh Kepolisian Resor (Polres) Malang, mengingat peristiwa pengeroyokan yang menyebabkan seorang mahasiswa berinisial KM asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu terjadi di wilayah Kabupaten Malang.

Supiyan menambahkan, usai aksi sweeping yang tidak berlangsung lama itu, ada sejumlah orang yang dibawa menggunakan truk polisi. Ratusan orang itu dibawa ke rumah duka Gotong royong, di Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

“Untuk menghindari adanya ketegangan dengan warga, kami melakukan langkah antisipasi untuk membawa mereka ke Gotong Royong, yang menjadi tempat persemayaman. Tidak ada pihak-pihak yang ditahan kepolisian usai peristiwa sweeping itu,” katanya.

Kabag Ops Polresta Malang Kota Kompol Supiyan mengatakan, hasil pertemuan tersebut disepakati beberapa hal.

Supiyan menjelaskan, sejumlah hal yang disepakati tersebut antara lain adalah pihak dari sekelompok orang yang pada Minggu malam (25/6) melakukan aksi sweeping di kawasan Tlogomas meminta permohonan maaf kepada masyarakat setempat.

Kemudian, kelompok tersebut juga bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan terhadap kelompoknya agar tidak ada peristiwa serupa dan akan bertanggung jawab secara perdata atas dampak dari aksi sweeping itu.

“Pasca-kejadian keributan pada lokasi Tegalgondo, Kabupaten Malang, itu berkembang langsung di wilayah Kota Malang,” katanya.

Pada Minggu malam, sekelompok orang melakukan aksi sweeping di kawasan Tlogomas kurang lebih pukul 19.00 WIB. Aksi tersebut buntut dari kasus pengeroyokan yang menyebabkan seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta meninggal dunia.

Kasus tersebut saat ini tengah ditangani oleh Kepolisian Resor (Polres) Malang, mengingat peristiwa pengeroyokan yang menyebabkan seorang mahasiswa berinisial KM asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu terjadi di wilayah Kabupaten Malang.

Supiyan menambahkan, usai aksi sweeping yang tidak berlangsung lama itu, ada sejumlah orang yang dibawa menggunakan truk polisi. Ratusan orang itu dibawa ke rumah duka Gotong royong, di Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

“Untuk menghindari adanya ketegangan dengan warga, kami melakukan langkah antisipasi untuk membawa mereka ke Gotong Royong, yang menjadi tempat persemayaman. Tidak ada pihak-pihak yang ditahan kepolisian usai peristiwa sweeping itu,” katanya.

Polisi Lakukan Pendalaman Kasus

Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik, Senin, mengatakan bahwa pihaknya saat ini juga masih melakukan pendalaman untuk menangkap pelaku pengeroyokan yang berujung meninggalnya mahasiswa berinisial KM asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.

“Untuk saat ini polisi masih melakukan pendalaman dan penyelidikan tentang siapa pelaku pembunuhan,” ucap Taufik.

Pihaknya saat ini juga telah melakukan pemeriksaan terhadap lebih dari 20 saksi seperti rekan korban, sejumlah panitia, serta pemilik dan karyawan kafe dalam peristiwa pengeroyokan usai adanya pesta kelulusan di salah satu kafe di wilayah Desa Tegalgondo.

Menurutnya, berdasar informasi awal, peristiwa itu bermula pada saat korban berpamitan pulang sebelum pesta kelulusan tersebut usai. Hal itu, menyebabkan sejumlah rekannya tersinggung dan kemudian melakukan pengeroyokan kepada korban.

“Korban kemudian dikeroyok dan meninggal dunia. Setelah kejadian itu, rekan-rekan korban menghubungi rekan lainnya dan kemudian datang ke lokasi,” tuturnya.

Ia menambahkan, usai sejumlah rekan korban tiba di lokasi, pelaku pengeroyokan sudah meninggalkan tempat tersebut. Sehingga, para rekan korban yang mendatangi lokasi itu kesal dan merusak kafe yang ada di Desa Tegalgondo itu.

“Dari kelompok itu, kemudian menyisir ke wilayah Kecamatan Dau untuk mencari pelaku pengeroyokan korban itu,” ungkapnya.

Pada Minggu (25/6) dini hari, KM dilaporkan meninggal dunia di belakang Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Korban diduga dikeroyok sejumlah rekannya usai menghadiri pesta kelulusan.

Pengeroyokan yang menyebabkan korban meninggal dunia tersebut, juga memicu adanya aksi sweeping di wilayah Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang pada Minggu malam. Aksi sweeping tersebut dihentikan oleh Polresta Malang Kota.

Polisi Akan Periksa Ketua Panitia Ospek Kedokteran Unismuh Soal Penganiayaan

Polisi Akan Periksa Ketua Panitia Ospek Kedokteran Unismuh Soal Penganiayaan

Polisi menyelidiki dugaan kasus penganiayaan mahasiswa baru saat pengkaderan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. Ketua panitia ospek akan dipanggil dan dimintai keterangan.
“Akan kita panggil juga,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Ridwan Hutagaol kepada rutankendari.com, Rabu (28/6/2023).

Ridwan mengatakan pihaknya saat ini masih mendalami keterangan Muhammad Fathan (21), mahasiswa baru yang diduga menjadi korban penganiayaan seniornya saat ospek.

“Sementara satu itu lah (korban sudah diperiksa). Iya karena orang tuanya melapor toh,” kata Ridwan.

Menurut Ridwan, pihaknya berencana memanggil ketua panitia pengkaderan setelah lebaran. Namun dia belum menyampaikan waktu pastinya.

“Habis lebaran lah (kita panggil),” katanya.

Sebelumnya diberitakan, pengeroyokan tersebut terjadi saat kegiatan bertajuk ‘Achieve The Skills of A Leadership of Training (Achilles)’ di Aula Yonif 700 Raider, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Sabtu (24/6) sekitar 00.30 Wita. Kegiatan itu digelar BEM Fakultas Kedokteran Unismuh.

Kegiatan pengkaderan itu diikuti 264 mahasiswa angkatan 2022. Namun tiga mahasiswa dilaporkan menjadi korban penganiayaan, masing-masing bernama Muh Fathan, Muh Rafli dan Muh Ikhsan.

“Salah satu senior korban mematikan lampu aula tersebut,” ungkap Kasi Humas Polrestabes Makassar Kompol Lando Sambolangi saat dikonfirmasi, Senin (26/6).

Penganiayaan itu membuat korban sempat dirawat di rumah sakit. Sementara orang tua korban melaporkan dugaan penganiayaan itu ke polisi pada Minggu (25/6).

Unismuh Makassar Minta Maaf atas Ulah Senior Keroyok Mahasiswa Kedokteran
Reinhard Soplantila

Wakil Dekan 3 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Asdar turut menanggapi kasus dugaan pengeroyokan mahasiswa baru saat pengkaderan. Pihak fakultas pun meminta maaf atas insiden tersebut.
“Kami menyatakan satu permohonan maaf yang sebesar-besarnya dari lubuk hati yang paling dalam kepada para korban dan orang tuanya kepada adinda mahasiswa anak kami dan orang tuanya yang diduga mengalami tindakan kekerasan,” ujar Asdar kepada wartawan, Senin (26/6/2023).

Asdar kemudian meluruskan jika korban penganiayaan saat pengkaderan di Aula Yonif 700 di Kecamatan Tamalanrea, Makassar pada Sabtu (24/6) hanya satu orang. Dua orang lainnya disebut sakit sehingga mesti dibawa ke rumah sakit.

“Jadi di antara tiga adinda mahasiswa yang kami bawa ke rumah sakit, satu orang yang mengalami insiden yang sangat kami tidak inginkan. Adapun dua lainnya memang sakit karena jatuh pada saat acara, jadi tidak berhubungan dengan pemukulan,” kata Asdar.

Asdar mengaku pihak kampus tetap berkomitmen untuk memberikan pendampingan kepada ketiga orang mahasiswa tersebut.

“Kami berkomitmen untuk memberikan pendampingan kepada ketiga mahasiswa tersebut, jadi itu sudah terlaksana. Jadi ada yang kontrol ke poli karena dua dari mahasiswa itu sudah rawat jalan,” sebut Asdar.

Asdar menambahkan fakultas sudah berkoordinasi dengan berbagai Dewan Kehormatan Etik dan Advokasi (DKEA) Unismuh untuk melakukan inversitasi lebih lanjut. Pihaknya juga berkoordinasi dengan wakil rektor 3.

“Ketiga kami juga berkordinasi dengan dewan kehormatan etik dan advokasi universitas dan pimpinan Unismuh dalam hal wakil rektor 3 untuk menindaklanjuti insiden ini termasuk menginvestigasi lebih lanjut,” ungkap Asdar.

Sementara, untuk oknum pelaku yang melakukan penganiaayan juga masih terus dilakukan pemeriksaan lebih mendalam oleh komisi disiplin. Pihak kampus belum bisa memberikan sanksi, lantaran kasus ini masih dalam investigasi internal.

“Sementara untuk (pelaku) itu belum bisa dipaparkan, masih dalam investigasi. Masih akan didalam komisi disiplin, jadi tidak ada beri sangsi tidak harus diinvestigasi lebih dalam,” tutur Asdar.