Puluhan Orang Diperiksa Buntut Mahasiswa Unitri Malang Tewas Dikeroyok

Kasus pengeroyokan hingga menewaskan KM (24), mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang asal Sumba Barat Daya, NTT masih diselidiki polisi. Puluhan orang sudah dimintai keterangan untuk mengungkap pelaku. Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik mengungkapkan, sejumlah saksi telah dimintai keterangan terkait kasus pengeroyokan yang menewaskan satu mahasiswa di Jalan Karya Wiguna, Kecamatan Karangploso, Malang pada Minggu (25/6) dini hari.

Taufik menyebutkan bahwa sejumlah saksi yang dimintai keterangan berasal dari panitia pesta kelulusan yang digelar di sebuah kafe di Jalan Karya Wiguna, Kecamatan Karangploso, Malang pada Sabtu

Selain dari unsur panitia, ujar Taufik, Polres Malang juga meminta keterangan sejumlah saksi yang ada di pesta kelulusan itu. Mereka adalah kakak kelas dari KM yang tengah merayakan kelulusan.

“Ada juga saksi dari kakak kelas korban. Informasi terakhir saksi yang sudah diperiksa lebih dari 20 orang,” jelas Taufik.

Menurut Taufik, pendalaman penyelidikan terus dilakukan berdasarkan keterangan para saksi itu. Termasuk melakukan pengejaran terhadap pelaku.

“Saat ini terus melakukan pendalaman dan penyelidikan pelakunya itu,” tegasnya.

Sebelumnya, KM ditemukan tewas bersimbah darah di belakang Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Sebelumnya dia datang ke kafe di kawasan Tegalgono, Karangploso, Malang. Di sana dia mendatangi perayaan kelulusan temannya.

Entah apa motifnya, KM diteriaki hingga akhirnya dikeroyok. Tak terima karena KM dikeroyok, sejumlah teman KM mendatangi kafe itu. Mereka mencari pelaku pengeroyokan. Kafe itu bahkan dirusak hingga sebuah motor terbakar.

“Jadi korban ini mendatangi pesta kelulusan temannya pada Sabtu (24/6) pukul 21.00 WIB. Beberapa waktu kemudian korban pamit pulang, cuman teman-temannya meneriaki korban hingga mengejarnya. Berada di belakang UMM baru terjadi pengeroyokan hingga korban tewas,” ujar Taufik.

Unitri Serahkan Data Mahasiswa ke Polisi untuk Ungkap Kasus Pengeroyokan

Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang menyerahkan sejumlah data mahasiswa kepada pihak kepolisian. Data itu diserahkan agar polisi bisa cepat mengungkap kasus pengeroyokan yang menewaskan Krisnael Murri alias KM (24), mahasiswa Unitri asal Sumba Barat Daya, NTT.
“Jadi Unitri sudah menyerahkan daftar nama mahasiswa kami. Paling tidak itu akan lebih memudahkan pihak kepolisian. Saya nggak tahu berapa jumlah data yang diserahkan, tapi sudah disampaikan ke kepolisian,” ujar Rektor Unitri Malang Eko Handayanto, Senin (26/6/2023).

Eko menyampaikan sejauh ini pihak kampus belum tahu apakah ada mahasiswanya yang terlibat dalam pengeroyokan terhadap korban, maupun melakukan sweeping hingga perusakan kafe dan rumah kos di belakang kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

“Kami sendiri tidak tahu apakah mahasiswa kami ada yang terlibat dalam pengeroyokan tersebut. Kami sekarang sedang menggali informasi terkait itu,” terangnya.

Eko berharap kasus yang saat ini sedang ditangani kepolisian bisa segera terungkap. Dengan demikian identitas para pelaku pengeroyokan yang menyebabkan Krisnael meninggal segera diketahui.

“Ini kejadiannya di luar kampus, itu yang juga membuat kami kesulitan. Mudah-mudahan segera ketemu pelakunya. Tentu saya pribadi sebagai orang tua berharap tidak ada anak Unitri yang terlibat,” katanya.

Terkait korban, pihak kampus Unitri turut berduka. Mereka pun memberikan bantuan sebisanya kepada korban. Mulai dari pembiayaan pemulasaran jenazah, asuransi, hingga pengiriman jenazah ke daerah asal.

Seperti diketahui, Krisnael tewas usai menjadi korban pengeroyokan sekelompok orang yang diduga mengenal korban. Jenazah ditemukan tewas bersimbah darah di belakang kampus UMM pada Minggu (25/6) dini hari.

Kematian Krisnael membuat teman-teman dari korban tidak terima. Hingga mereka membuat keributan di sejumlah kafe dan kos. Keributan itu terjadi saat teman-teman korban melakukan sweeping mencari keberadaan pelaku pengeroyokan.